1. Masjid Biru Soekarno di St. Petersburgh di Rusia
Di negeri komunis Uni Soviet, nama Soekarno sangat dikenal. Bukan
hanya dianggap sebagai teman dalam Perang Dingin melawan poros Barat,
namun juga sebagai presiden muslim yang memberikan “berkah” sebagian
muslim di negeri palu arit. Semua berawal ketika sang presiden pada
tahun 1955 silam, berkunjung ke kota terbesar kedua di Russia ini. Kala
itu, Soekarno sedang menikmati indahnya kota St. Petersburg yang
didirikan oleh Peter the Great pada abad 17. Dari dalam mobil itu,
Soekarno sekelebatan melihat sebuah bangunan yang unik dan tidak ada
duanya, yang kelak diketahuinya sebagai Mesjid yang telah dijadikan
sebuah gudang senjata.
Setelah dua hari menikmati keindahan kota St. Petersburg yang saat
itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskow untuk melakukan
pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral
dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak.
Dalam pertemuan itulah Soekarno melontarkan kekecewaannya pada penguasa
tirai besi Soviet Nikita Kruschev, perihal mesjid indah yang dilihatnya.
Seminggu setelah kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat
kekuasaan, Kremlin di Moskow. Seorang petinggi pemerintah setempat
mengabarkan bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi
gudang pasca revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk
beribadah umat Islam, tanpa persyaratan apapun. Sang penyampai pesan
juga tidak memberikan alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi.
Tetapi, umat muslim hingga saat ini sangat berterima kasih dan meyakini
bahwa Soekarno orang dibalik semua ini. Maka tak heran jika muslim di
St. Petersburg menjuluki mesjid ini dengan Mesjid Biru Sukarno.
2. Jalan Ahmad Soekarno di Mesir
Puncak harmonisnya hubungan RI – Mesir, terjadi ketika kedua negara
ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dari Indonesia dan Gammal Abdul Nasser
dari Mesir. Untuk diketahui, Presiden Indonesia pertama dikenal di Mesir
dengan nama Ahmad Soekarno. Penambahan nama Ahmad dilakukan oleh para
mahasiswa Indonesia di Mesir untuk memperkuat nuansa keislaman sehingga
menarik perhatian masyarakat Mesir bahwa Presiden Indonesia beragama
Islam, seragam dengan nama Wakil Presiden yang diawali nama Mohammad,
lengkapnya Mohammad Hatta. Keduanya (Ahmad dan Muhammad) merupakan
nama-nama Islami.
Tercatat, enam kali Soekarno menggunjungi negeri firaun ini.Selain
itu, persahabatannya dengan Nasser dan aktifitas keduanya sebagai
pemrakarsa di Konferensi Asia-Afrika, membuat nama Presiden Soekarno
begitu harum di mata pemerintah dan rakyat Mesir, sehingga namanya
diabadikan sebagai nama jalan di Mesir. Letaknya bersebelahan dengan
Jalan Sudan, Daerah Kit-Kat Agouza Geiza. Jalan ini bisa dicapai dari
kawasan mahasiswa di al-Hay al-Asyir (Sektor 10) Madinat al-Nashr (Nasr
City) dengan menaiki bus hijau nomor 109 dan 167.
